Advertisemen
Sistem
Informasi Geografis
Geografi
adalah informasi mengenai permukaan bumi dan semua obyek yang berada diatasnya,
yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan pengorganisasian bagi semua tindakan selanjutnya.
GIS adalah teknologi untuk mengelola, menganalisis dan menyebarkan informasi
geografis. GIS (GeographicInformation System) adalah sistem yang berbasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan data dan memanipulasi informasi
geografis. GIS tersusun atas
konsep
beberapa lapisan (layer) dan relasi (Azis dan Pujiono, 2006).
Data Spasial
Data
spasial merupakan data mengenai objek-objek atau unsur geografis (baik di
bawah, di atas dan dipermukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai
acuan lokasi berdasarkan system koordinat tertentu atau bergeoreferensi (Yousman,
2004). Dalam Sistem Informasi
Geografis
terdapat dua model data spasial (Gambar 1), yaitu :
1. Model
data vektor, model data ini mewakili setiap fitur sebagai baris dalam sebuah
tabel, fitur dan bentuk ditetapkan oleh lokasi x,y dalam sebuah ruang.
2. Model
data raster, model data yang mewakili fitur sebagai matriks sel pada sebuah
ruang. Setiap lapisan merupakan satu atribut. Biasanya data raster ini dinyatakan
dengan grid atau sel (baris, kolom).
Data Atribut
Data atribut memberikan
gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau cara kerja
SIG. Data atribut dapat disimpan dalam format angka maupun karakter. Pada
Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARC/INFO data atribut
dihubungkan dengan data spasial melalui identifier (ID) yang terkait di fitur.
Pada ArcView file dikenal dengan nama shapefile (*.SHP) yang terdiri dari
serangkaian file, atribut yang disimpan pada file berekstensi *.dbf (Nuarsa IW.
2005).
Penentuan Atribut
Analisis kebutuhan
atribut berganda sangat bergantung pada proses penentuan atribut oleh pembuat
keputusan karena dengan atribut tersebut pembuat keputusan akan mengevaluasi
pencapaian tujuan keputusan. Dalam melakukan pengambilan ide atribut ada dua
cara yang dapat ditempuh pembuat keputusan yaitu menggunakan panel ahli dan
melakukan survey literatur. Atribut yang digunakan harus mewakili tujuan yang
ingin dicapai. Proses pencarian hingga sub-sub atribut yang lebih kecil terus
dilakukan hingga diperoleh atribut yang nyata. Hal-hal yang harus dimilik oleh
atribut sebagai berikut (Nuarsa IW. 2005):
1.
Atribut harus lengkap, atribut telah
mewakili semua hal yang relevan terhadap keputusan akhir.
2. Atribut saling terpisah satu dengan yang
lain, atribut tidak harus tergantung pada atribut lain sehingga dapat dilakukan
proses trade off pada langkah selanjutnya dan menghindari double-counting.
3. Atribut dibatasi pada hal penting
(signifikan) bagi kinerja, atribut diawali oleh tujuan utama yang abstrak dan
ditingkat paling bawah.
Pembobotan Atribut
Atribut tidak selalu
memilliki tingkat kepentingan yang sama. Dengan pemberian pembobotan yang
berbeda, pembuat keputusan dapat menuangkan pertimbangan nilai kepentingan yang
berbeda diantara atribut keputusan. Bobot juga akan membimbing seorang
manajer proyek atau program untuk mengupayakan hal terbaik dalam pencapaian
target yang memilliki bobot terbesar karena besarnya bobot juga menggambarkan
tingkat tanggung jawab yang lebih besar terhadap atribut tersebut.
Pada dasarnya, ada 3
pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif,
pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif.
Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan
subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil
keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa
ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot
dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil
keputusan.
Sumber
:
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=412511
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-data-spasial-dan-definisi.html
Advertisemen